NAMA : AYUNDA
MAUDIATAMA
KELAS : 1KA08
NPM : 11115193
1.
MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
A.
PENGERTIAN MASYARAKAT
- Definisi adalah uraian ringkas untuk memberikan batasan-batasan
mengenai sesuatu persoalan atau pengertian ditinjau daripada
analisis.
- Mengenai
arti masyarakat, baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai
masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :
1. R. Linton Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telaha cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
2. M.J. Herskovits mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
3. J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sarna. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
4. S.R. Steinmetz, Seorang sosiolog bangsa Belanda mengatakan, bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yanag meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat ada teratur.
5. Hasan Shadily, mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan pengaruh bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain. - Dapat
disimpulkan bahwa masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam
hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan
sebagainya.
- Syarat-syarat
menjadi masyarakat:
1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak,
bukan pengumpulan binatang:
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di
suatu daerah tertentu;
3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang
yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
- Dipandang
dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1. Masyarakat paksaan, misalnya : negara, masyarakat tawanan dan lain-lain.
2. Masyarakat merdeka, yang terbagi dalam
(a) Masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan (horde), suku (starn), yang bertalian karena hubungan darah atau ketumnan. Dan biasanya masih sederhana sekali kebudayaannya.
(b) Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya : koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sebagainya.
B.MASYARAKAT
PERKOTAAN
- Masyarakat
perkotaan sering disebut juga urban community.
- Pengertian
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta
ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
- Ada
beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
1) Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain.
3) Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
5) Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6) Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
7) Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar. Hal ini sering menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda.
C. PERBEDAAN KOTA
DAN DESA
- Ada
beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan
antara desa dan kota.
- atu
masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat pedesaan atau masyarakat
perkotaan. Ciri-ciri tersebut antara lain :
I) jumlah dan kepadatan penduduk;
2) lingkungan hidup;
3) mata pencaharian;
4) corak kehidupan sosial;
5) stratifikasi sosial;
6) mobilitas ‘sosial;
7) pola interaksi sosial;
8) solidaritas sosial; dan
9) kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional. - Meskipun
tidak ada ukuran pasti, kota memiliki penduduk yanag jumlahnya lebih
banyak dibandingkan desa.
- Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan di perkotaan.
- Lingkungan pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas.
- Udaranya bersih, sinar matahari cukup, tanahnya segar diselimuti
berbagai jenis tumbuhtumbuhan dan berbagai satwa yang terdapat di
sela-sela pepohonan, di permukaan tanah, di rongga-rongga bawah tanah
ataupun berterbangan di udara bebas.
- Air yang menetes, merembes atau memancar dari sumbersumbernya dan
kemudian mengalir melalui anak-anak sungai mengairi petakpetak persawahan.
- Semua ini sangat berlainan dengan lingkungan perkotaan yang sebagian
besar dilapisi beton dan aspal.
- Bangunan-bangunan menjulang tinggi saling berdesak-desakan dan
kadang-kadang berdampingan dan berhimpitan dengan gubug-gubug liar dan
pemukiman yang padat.
- Udara yang seringkali terasa pengap, karena tercemar asap buangan
cerobong pabrik dan kendaraan bermotor.
- Hiruk-pikuk, lalu lalang kendaraan ataupun manusia di sela-sela
kebisingan yang berasal dariberbagai sumber bunyi yang seolah-olah saling
berebut keras satu sama lain.
- Kota sudah terlalu banyak mengalami sentuhan teknologi, sehingga
penduduk kota yang merindukan alam kadang-kadang memasukkan sebagian alam
ke dalam rumahnya, baik yang berupa tumbuh-tumbuhan, bahkan mungkin hanya
gambarnya saja.
- Perbedaan paling menonjol adalah pada mata pencaharian.
- Kegiatan utama penduduk desa berada di sektor ekonomi primer yaitu
bidang agraris.
- Kehidupan ekonomi terutama tergantung pada usaha pengelolaan tanah
untuk keperluan pertanian, peternakan dan termasuk juga perikanan darat.
- Sedangkan kota merupakan pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yang
meliputi bidang industri, di samping sektor ekonomi tertier yaitu bidang
pelayanan jasa.
- Corak kehidupan sosial di desa dapat dikatakan masih homogen.
- Sebaliknya di kota sangat heterogen, karena di sana sating bertemu
berbagai suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing memiliki
kepentingan yang berlainan.
2.
HUBUNGAN DESA DAN KOTA
- Masyarakat
pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali
satu sama lain.
- Bahkan
dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat,
bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan.
- Kota
tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan
pangan seperti beras, sayur mayur, daging dan ikan.
- Desa
juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di
kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek
pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
- Sebaliknya,
kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa
seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian,
minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat
transportasi.
- Kota
juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidangbidang jasa yang
dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri,
misalnya saja tenaga-tenaga di bidang medis atau kesehatan, montirmontir,
elektronika dan alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikan
bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakan
ataupun perikanan darat.
3. ASPEK POSITIF
DAN NEGATIF
- UNSUR
LINGKUNGAN PERKOTAAN
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1. Wisma
Unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
2. Karya
Unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3. Marga
Unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota (hubungan internal), serta hubungan antara kota itu dengan kota-kota atau daerah lainnya (hubungan eksternal).
4. Suka
Unsur ini merupakan bagian dari ruang perkantoran untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas-fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan, dan kesenian.
5. Penyempurnaan
Unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam ke empat unsur di atas, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum. - Fungsi dan tugas aparatur Pemerintah Kota harus
ditingkatkan :
1. Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota. Untuk itu, maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya.
2. Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat, agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
3. Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
4. Dalam rangka pemekaran kota, harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat Kabupaten, tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah Kabupaten di sekitarnya.
4.
MASYARAKAT PEDESAAN
A.
PENGERTIAN DESA
- Sutardjo Kartohadikusuma mengemukakan bahwa desa adalah kesatuan hukum
di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
- Menurut Bintarto, desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi,
sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di situ (suatu
daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan
daerah lain.
- Menurut Paul H. Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2.500
jiwa.
- Ciri-ciri desa yaitu :
a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal-mengenal antara ribuan jiwa.
b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
c. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam. Sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan. - Ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut :
a. Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
b. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft atau Paguyuban).
c. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
d. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat istiadat, dan sebagainya. - Macam-macam pekerjaan gotong-royong (kerja bakti)
ada dua macam, yaitu :
1. Kerjasama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri (biasanya diistilahkan dari bawah).
2. Kerjasama untuk pekerjaan-pekerjaan yang inisiatifnya tidak timbul dari masyarakat itu sendiri berasal dari luar (biasanya berasal dari atas).
B. SIFAT
DAN HAKIKAT MASYARAKAT PEDESAAN
- Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas
kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai dan
harmonis sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan
lelah dari segala kesibukan, keramaian, dan keruwetan atau kekusutan
pikir.
- Maka tidak jarang orang kota melepaskan segala kelelahan dan kekusutan
pikir tersebut pergilah mereka ke luar kota, karena merupakan tempat yang
adem ayem, penuh ketenangan.
- Tetapi sebenarnya ketenangan masyarakat pedesaan itu hanyalah terbawa
oleh sifat masyarakat itu yang oleh Ferdinand Tonies diistilahkan dengan
masyarakat Gemeinschaft (Paguyuban).
- Jadi Paguyuban masyarakat itulah yang menyebabkan orang-orang kota
menilai sebagai masyarakat itu tenang harmonis, rukun dan damai dengan
julukan masyarakat yang adem ayem.
- Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan ini mengenal
bermacam-macam gejala, khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di
dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.
- Gejala-gejala sosial pada masyarakat pedesaan adalah
a. Konflik (Pertengkaran)
b. Kontraversi (Pertentangan)
c. Kompetisi (Persiapan)
d. Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
C. SISTEM
BUDAYA PETANI INDONESIA
a) Para petani di Indonesia di Jawa pada dasarnya
menganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa,
kesengsaraan.
b) Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk
hidup, dan kadang-kadang untuk mencapai kedudukannya.
c) Mereka berorientasi pada masa ini (sekarang), kurang memperdulikan masa depan, meraka kurang mampu untuk itu.Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau, mengenang kekayaan masa lampau (menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka)
d) Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup saja dengan menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
e) Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.
c) Mereka berorientasi pada masa ini (sekarang), kurang memperdulikan masa depan, meraka kurang mampu untuk itu.Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau, mengenang kekayaan masa lampau (menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka)
d) Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup saja dengan menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
e) Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.
D.
UNSUR-UNSUR DESA
- Ada
tiga unsur desa, yaitu :
1. Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta
penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan
lingkungan geografis setempat.
2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
3. Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa.
2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
3. Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa.
E. FUNGSI DESA
- Pertama,
dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan
"hinterland" atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah
pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, di samping
bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan
lain yang berasal dari hewan.
- Kedua,
desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan
mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil
artinya.
- Ketiga,
dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris,
desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya.
- Ciri-ciri masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Homogenitas Sosial
- Bahwa masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa
kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan
sama/homogen.
- Oleh karena itu hidup di desa biasanya terasa tenteram aman dan
tenang.
b. Hubungan Primer
- Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara
musyawarah.
- Mulai masalah-masalah umum/masalah bersama sampai masalah pribadi.
- Anggota masyarakat satu dengan yang lain saling mengenal secara intim.
- Pada masyarakat desa masalah kebersamaan dan gotong royong sangat
diutamakan, walaupun secara materi mungkin sangat kurang atau tidak
mengijinkan.
c. Kontrol Sosial yang Ketat
- Di atas dikemukakan bahwa hubungan pada masyarakat pedesaan sangat
intim dan diutamakan, sehingga setiap anggota masyarakatnya saling
mengetahui masalah yang dihadapi anggota yang lain.
- Bahkan ikut mengurus terlalu jauh masalah dan kepentingan dari anggota
masyarakat yang lain.
- Kekurangan dari salah satu anggota masyarakat, adalah merupakan
kewajiban anggota yang lain untuk menyoroti dan membenahinya.
d. Gotong Royong
- Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur
dan membudaya.
- Semua masalah kehidupan dilaksanakan secara gotong royong, baik dalam
arti gotong royong murni maupun gotong royong timbal balik.
- Gotong royong murni dan sukarela misalnya : melayat, mendirikan rumah
dan sebagainya. Sedangkan gotong royong timbal balik misalnya :
mengerjakan sawah, nyumbang dalam hajat tertentu dan sebagainya.
e. Ikatan Sosial
- Setiap anggota masyaratkan desa diikat dengan nilai-nilai adat dan
kebudayaan secara ketat.
- Bagi anggota yang tidak memenuhi norma dan kaidah yang sudah
disepakati, akan dihukum dan dikeluarkan dari ikatan sosial dengan cara
mengucilkan/memencilkan.
- Oleh karena itu setiap anggota harus patuh dan taat melaksanakan
aturan yang ditentukan.
f. Magis Religius
- Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat
mendalam.
- Bahkan setiap kegiatan kehidupan sehari-hari dijiwai bahkan diarahkan
kepadanya.
- Sering kita jumpai orang Jawa mengadakan selamatan-selamatan untuk
meminta rezeki, minta perlindungan, minta diampuni dan sebagainya.
g. Pola Kehidupan
- Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian,
perkebunan, perikanan dan peternakan.
- Pada umumnya setiap anggota hanya mampu melaksanakan salah satu bidang
kehidupan saja.
5. URBANISASI DAN URBANISME
- Urbanisasi
adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat
pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat
perkotaan.
- Proses
urbanisasi boleh dikatakan terjadi di seluruh dunia, baik pada
negara-negara yang sudah maju industrinya mupun yang secara relatif belum
memiliki industri.
- Bahwa
urbanisasi mempunyai akibat-akibat yang negatif terutama dirasakan oleh
negara yang agraris seperti Indonesia ini.
- Hal
ini terutama disebabkan karena pada umumnya produksi pertanian sangat
rendah apabila dibandingkan dengan jumlah manusia yang dipergunakan dalam
produksi tersebut dan boleh dikatakan bahwa faktor kebanyakan penduduk
dalam suatu daerah "over-population" merupakan gejala yang umum
di negara agraris yang secara ekonomis masih terbelakang.
- Proses
urbansiasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung
daripada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi
dengan menyangkut dua aspek, yaitu : Perubahan masyarakat desa
menjadi masyarakat kota dan bertambahnya penduduk kota yang
disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa (pada
umumnya disebabkan karena penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di
kota).
6. PERBEDAAN
MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT PERKOTAAN
- Untuk menjelaskan perbedaan atau ciri-ciri dari kedua masyarakat
tersebut, dapat ditelusuri dalam :
1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam
- Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh
lokasi geografinya di daerah desa.
- Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh
kepercayaan-kepercayaan dan hukum-hukum alam,
seperti dalam pola berpikir dan falsafah hidupnya. Berbeda dengan penduduk
yang tinggal di kota, yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian
- Pada umumnya atau kebanyakan mata pencaharian daerah pedesaan adalah
bertani dan berdagang sebagai pekerjaan sekunder.
- Namun di masyarakat perkotaan, mata pencaharian cenderung menjadi
terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan.
3. Ukuran Komunitas
- Dalam mata pencaharian di bidang pertanian, imbangan tanah dengan
manusia cukup tinggi bila dibandingkan dengan
industri; dan akibatnya daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah per
kilometer perseginya.
- Oleh karena itu, komunitas pedesaan lebih kecil daripada komunitas
perkotaan.
4. Kepadatan Penduduk
- Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan
kepadatan penduduk kota.
- Kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan
klasifikasi dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas dan Heterogenitas
- Homogenitas atau persamaan dalam ciri-ciri sosial dan psikologis,
bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku
sering nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat
perkotaan.
- Di kota sebaliknya, penduduk heterogen terdiri dari orang-orang dengan
macam-macam subkultur dan kesenangan, kebudayaan, dan mata pencaharian.
6. Diferensiasi Sosial
- Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat
yang tinggi di dalam diferensiasi sosial.
- Kenyataan ini bertentangan dengan bagian-bagian kehidupan di
masyarakat pedesaan.
- Tingkat homogenitas alami ini cukup tinggi, dan relatif berdiri
sendiri dengan derajat yang rendah daripada diferensiasi sosial.
7. Pelapisan Sosial.
- Ada beberapa perbedaan “pelapisan sosial tak resmi” ini antara
masyarakat desa dan masyarakat kota yakni dalam aspek kehidupan
pekerjaannya, kesenjangan antara kelas ekstremnya, serta ketentuan kasta
dan contoh-contoh perilakunya.
8. Mobilitas Sosial
- Mobilitas sering terjadi di kota dibandingkan dengan di daerah
pedesaan.
- Mobilitas teritorial (wilayah) di kota lebih sering ditemukan daripada
di daerah pedesaan.
- Hal lain, mobilitas atau perpindahan penduduk dari desa ke kota
(urbanisasi) lebih banyak ketimbang dari kota ke desa.
9. Interaksi Sosial
- Perbedaan yang penting dalam interaksi sosial di daerah pedesaan dan
perkotaan, diantaranya :
a. Masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya dan
tingkat mobilitas sosialnya rendah, maka kontak pribadi per individu lebih
sedikit.
b. Dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Penduduk kota lebih sering kontak, tetapi cenderung formal sepintas lalu, dan tidak bersifat pribadi (impersonal), tetapi melalui tugas atau kepentingan yang lain. Di desa kontak sosial terjadi lebih banyak dengan tatap muka, ramah-tamah (informal), dan pribadi.
10. Pengawasan Sosial
b. Dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Penduduk kota lebih sering kontak, tetapi cenderung formal sepintas lalu, dan tidak bersifat pribadi (impersonal), tetapi melalui tugas atau kepentingan yang lain. Di desa kontak sosial terjadi lebih banyak dengan tatap muka, ramah-tamah (informal), dan pribadi.
10. Pengawasan Sosial
- Tekanan sosial oleh masyarakat di pedesaan lebih kuat karena kontaknya
yang bersifat pribadi dan ramah-tamah (informal), dan keadaan
masyarakatnya yang homogen.
- Di kota pengawasn sosial lebih bersifat formal, pribadi, kurang
“terkena” aturan yang ditegakkan, dan peraturan lebih menyangkut masalah
pelanggaran.
11. Pola Kepemimpinan
- Menentukan kepemimpinan di daerah pedesaan cenderung banyak ditentukan
oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota.
- Keadaan ini disebabkan oleh lebih luasnya kontak tatap muka, dan
individu lebih banyak saling mengetahui daripada di daerah kota.
12. Standar Kehidupan
- Di kota, dengan konsentrasi dan jumlah penduduk yang padat, tersedia
dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, sedangkan di
desa terkadang tidak demikian.
- Orientasi hidup dan pola berpikir masyarakat desa yang sederhana dan
standar hidup demikian kurang mendapat perhatian.
13. Kesetiakawanan Sosial
- Kesetiakawanan sosial (social solidarity) atau kepanduan dan kesatuan,
pada masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan banyak ditentukan oleh
masing-masing faktor yang berbeda.
14. Nilai dan Sistem Nilai
- Nilai dan sistem nilai di desa dengan di kota berbeda, dan dapat
diamati dalam kebiasaan, cara, dan norma yang berlaku.
- Pada masyarakat pedesaan, misalnya mengenai nilai-nilai keluarga,
dalam masalah pola bergaul dan mencari jodoh kepada keluarga masih
berperan.
- Dalam hal ini, masyarakat kota bertentangan atau tidak sepenuhnya sama dengan sistem nilai di desa.
Komentar
Posting Komentar