Nama :
Ayunda Maudiatama
NPM : 11115193
KELAS : 1KA08
1. PERBEDAAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
·
Sikap yang negatif terhadap sesuatu, disebut
prasangka. Walaupun dapat kita garis bawahi bahwa prasangka dapat juga dalam
pengertian positif.
·
Tulisan ini lebih banyak membicarakan prasangka dalam
pengertian negatif.
·
Tidak sedikit orang-orang yang mudang berprasangka,
namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar untuk berprasangka.
·
Mengapa terjadi perbedaan cukup mencolok? Tampaknya
kepribadian dan intelekgensia, juga faktor lingkungan cukup berkaitan dengan
munculnya prasangka.
A. Sebab-sebab timbulnya prasangka dan
diskriminasi
(a) Berlatar belakang sejarah
·
Orang-orang kulit putih di Amerika berprasangka
negatif terhadap orang-orang negro, berlatar belakang pada sejarang masa
lampau, bahwa orang-orang kulit putih sebagai tuan dan orang-orang negro berstatus
sebagai budak.
·
Walaupun reputasi dan prestasi orang-orang negro
dewasa ini cukup dapat dibanggakan, terutama dalam bidang olahraga, akan tetapi
prasangka terhadap orang-orang Negro sebagai biang keladi kerusuhan dan
keonaran belum sirna sampai dengan generasi-generasi sekarang ini.
(b) Dilatarbelakangi oleh perkembangan
sosio-kultural dan situasional
·
Suatu prasangka muncul dan berkembang dari suatu
individu terhadap individu lain, atau terhadap kelompok sosial tertentu
manakala terjadi penurunan status atau terjadi PHK oleh pimpinan perusahaan
terhadap karyawannya.
(c) Bersumber dari faktor kepribadian
·
Keadaan frustasi dari beberapa orang atau kelompok
sosial tertentu merupakan kondisi yang cukup untuk menimbulkan tingkah laku
agresif.
·
Para ahli beranggapan bahwa prasangka lebih dominnan
disebabkan tipe-tipe kepribadian orang-orang tertentu.
(d) Berlatar belakang dari perbedaan keyakinan,
kepercayaan, dan agama.
·
Bisa ditambah lagi dengan perbedaan pandangan politik,
ekonomi, dan ideologi.
·
Prasangka yang berakar dari hal-hal tersebut diatas
dapat dikatakan sebagai suatu prasangka yang bersifat universal.
B. Daya upaya untuk
mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi
a. Perbaikan kondisi
sosial ekonomi.
·
Pemerataan pembangunan dan usaha peningkatan
pendapatan bagi warga negara Indonesia masih tergolong dibawah garis kemiskinan
akan mengurangi adanya kesenjangan-kesenjagan sosial antara si kaya dan si
miskin.
·
Oleh karena itu upaya pendekatan, rasa kebersamaan dan
kerja sama yang saling menguntungkan antara kelompok ekonomi kuat dengan
kelompok masyarakat ekonomi lemah adalah usaha yang sungguh-sungguh bijaksana.
b. Perluasan kesempatan
belajar
·
Adanya usaha-usaha pemerintah dalam perluasan
kesempatan belajar bagi seluruh warga negara Indonesia, paling tidak dapat
mengurangi prasangka bahwa progam pendidikan, terutama pendidikan tinggi hanya
dapat dinikmati oleh kalangan masyarakat menengah dan kalangan atas.
·
Mengapa? Untuk mencapai jenjang pendidikan tertentu di
perguruan tinggi memang mahal, disamping itu harus memiliki kemampuan otak dan
modal.
c. Sikap terbuka
dan sikap lapang
·
Harus selalu kita sadari bahwa berbagai tantangan yang
datang dari luar ataupun yang datang dari dalam negeri, semuanya akan dapat
merongrong keutuhan negara dan bangsa.
·
Kebinekaan masyarakat berikut sejumlah nilai yang
melekat, merupakan basis empuk bagi timbulnya prasangka, diskriminasi, dan
keresahan.
·
Upaya menjalin komunikasi dua arah, karena
masing-masing bernat membuka diri untuk berdialog antar golongan, antar
kelompok sosial yang diduga berprasangka dengan tujuan membina kesatuan dan
persatuan bangsa, adalah suatu cara yang sungguh bijaksana.
2. ETNOSENTRISME
·
Setiap suku bangsa atau ras tertentu akan memiliki
ciri khas kebudayaan, yang sekaligus menjadi kebanggan mereka.
·
Suku bangsa, ras tersebut dalam kehidupan sehari-hari
bertingkah laku sejalan dengan norma-norma, nilai-nilai yang terkandung dan
tersirat dalam kebudayaan tersebut.
·
Etnosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang
universal, dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar.
·
Dengan demikian etnosentrisme merupakan kecenderungan
tak sadar untuk menginterprestasikan atau menilai kelompok lain dengan tolak
ukur kebudayaannya sendiri.
·
Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi
nampak canggung, tidak luwes. Akibatnya etnosentrisme penampilan yang
etnosentrik, dapat menjadi penyebab utama kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
·
Etnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar
ideologi Chauvinisme pernah dianut oleh orang-orang Jerman pada zaman Nazi
Hitler.
·
Mereka merasa dirinya superior, lebih unggul dari
bangsa-bangsa lain dan memandang bangsa-bangsa lain sebagai inferior, lebih
rendah, nista, dsb.
Komentar
Posting Komentar